Telaga Sarangan, juga dikenal sebagai Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektare dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 15 hingga 20 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan adalah obyek wisata andalan Kabupaten Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata. Di samping puluhan kios cendera mata, pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda
mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Fasilitas obyek wisata
lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar
wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.
Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para
pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula
keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah
memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk membeli oleh-oleh. Hidangan
khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.
Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat
yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu,
kerajinan kulit, kerajinan sepatu, dan produk makanan khas seperti
emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi).
Telaga Sarangan juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air.
Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk
menjelajahi telaga.
Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan,
yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di
pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam
pergantian tahun.
Pemkab setempat tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut diharapkan selesai tahun 2007.
Obyek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Magetan; dan lokasinya tak jauh dengan Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah).
Pemkab Magetan juga ingin mengembangkan Waduk Poncol (sekitar 10 kilometer arah selatan Telaga Sarangan) sebagai obyek wisata alternatif.
Tiket masuk telaga sarangan boleh dibilang murah, cukup 7500 rupiah per
orang dewasa dan 5000 rupiah untuk anak-anak (sudah termasuk pajak dan
asuransi kecelakaan). Jika anda membawa kendaraan akan ada biaya SKRD
Tempat Wisata, untuk sepeda motor membayar 2.500, mobil 5.000 dan bis
10.000. Kalau pengen gratis datang pagi-pagi aja dimana loket tiket
belum buka.
Telaga sarangan Magetan memiliki luas 30 hektar dengan kedalaman sekitar
28 m. Letaknya yang kurang lebih 1200m dpl membuat wisata Sarangan
cukup dingin meskipun di siang hari, sekitar 15 - 20 derajat Celcius.
Sebelum kesana pakailah jaket/ sweater, buat jaga-jaga kalau tiba-tiba
turun kabut atau gerimis.
Kalau cuaca cerah saya pastikan anda tidak akan kedinginan malahan bisa
mandi keringat, kok bisa? Coba saja berjalan mengelilingi telaga ini,
pasti pegel itu kaki secara keliling telaga itu sekitar 2 km lebih. Buat
yang ingin mengelilingi Sarangan bak koboi pun bisa, ada jasa persewaan
naik kuda. Mahal? Enggak kok paling cuma 60 ribu saja.
Di salah satu sudut telaga ada semacam prasasti berbentuk Gunungan di pewayangan dengan tulisan "MAGETAN SARANGAN LAKE TO REMEMBER".
Ok, Sarangan aku akan selalu mengingatmu. Yups tempat ini adalah lokasi
terbaik untuk menunjukan kalau kita pernah ke Sarangan, jangan lupa
mengabadikan momen ini dalam jepretan kamera.
Di kiri dan kanan prasasti ada 2 patung naga berwarna kecoklatan sangat
kontras dengan gunungan dan tiang-tiang yang berwarna hitam dengan motif
emas. Ternyata dua naga ini melambangkan kyai dan nyai Pasir yang lekat
sekali dengan Misteri asal usul telaga Sarangan. Legenda mengatakan merekalah yang menciptakan cekungan yang nantinya menjadi telaga. Oh ya nama lain sarangan adalah telaga pasir.
Jernihnya air telaga tidak hanya kita nikmati dengan mata saja, ternyata
banyak sekali wisata air yang bisa kita lakukan sebut saja sepeda air
dan speed boat. Biaya ngojek naik speed boat sekitar 60 ribu untuk
sekali putaran kalau 3 putaran cuma membayar 150 ribu.
Kita akan dibawa ke tengah mengelilingi pulau kecil di tengah danau
Sarangan. Si tukang ojek speed boat akan membawa anda berputar putar
sambil sesekali melakukan drift memacu adrenalin. Pastinya sangat seru
dan menegangkan.
Jika anda ingin melihat Sarangan yang berbeda dari
biasanya maka datanglah saat ada event tahunan. Salah satunya di
pergantian tahun baru, saking ramainya pasti jalan menuju Sarangan macet
total. Kita akan disuguhi pemandangan kembang api di acara ini. Event
lain yang sayang untuk dilewatkan adalah labuh sesaji saat jum'at pon
sampai minggu kliwon bulan Ruwah dan ada Ledug Sura di 1 Muharram.
Telaga Sarangan adalah wisata andalan dari kabupaten Magetan yang
tidak hanya mengandalkan telaga saja, masih banyak spot yang dapat anda
datangi saat liburan. Jadi sekali jalan-jalan 2-3 tempat wisata terlampaui.
Di dekat telaga terdapat kampoeng pinus Sarangan yang menyediakan
outbound, ATV, flying fox, paintball ataupun downhill. Tempat ini
cocok buat anda yang ingin bertualang ke dalam hutan. Udaranya sangat
sejuk karena berada di area hutan dengan pohon pinus yang menjulang
tinggi.
Di jalan tembus (JT) ada jajaran tempat ngopi yang
menyajikan
pemandangan Sarangan dari atas. Makanan dan minuman yang disediakan bisa
dibilang murah untuk ukuran tempat wisata. Banyak sekali muda mudi yang
menghabiskan waktu liburannya dengan berkumpul di tempat ini.
Agak turun ke bawah ada
telaga Wurung (telaga Wahyu) yang sering disebut pendukung Sarangan,
telaga ini sedikit
lebih kecil dan sering dijadikan spot memancing dan budidaya ikan. Sayangnya masih kurang dikembangkan.
Di sepanjang jalan ke
Sarangan via Magetan (dari arah timur) ada banyak pedagang yang
menjajakan oleh-oleh khas seperti kripik, sayur dan buah musiman timun
suri, durian, kesemek dan stoberi. Jika sedang musim panen, kita bisa
turun langsung ke kebun di wisata kebun stroberi petik sendiri.
Di
arah barat daya dari Sarangan ada air terjun Tirtosari yang lokasinya
sedikit tersembunyi. Tidak ada salahnya menghabiskan waktu liburan anda
di Sarangan dan obyek wisata lain yang ada di gunung Lawu.
Jajanan Khas Sarangan Magetan
Kalau anda capek setelah berkeliling, ada banyak kios makanan di
sepanjang pinggiran telaga. Salah satu makanan khas Sarangan adalah sate
kelinci. Cukup dengan belasan ribu rupiah saja pasti anda puas dengan
sedapnya daging kelinci yang bercampur bumbu kacang. Kalau pengen lebih
kenyang tambahkan lontong. Banyak yang bilang makan sate kelinci bisa
menghangatkan tubuh sehingga sangat cocok disantap di pinggir telaga
yang berudara dingin.
Oleh-oleh yang bisa kita bawa dari telaga Sarangan antara lain anyaman
bambu, kerajinan kulit, dan berbagai produk makanan khas seperti lempeng
magetan, emping melinjo dan walangan. Kebanyakan barang kerajinan
didapatkan para pengrajin dari kabupaten Magetan. Anda tidak perlu turun
ke sentra sepatu kulit di jalan Sawo karena bisa membeli di Sarangan.
Jangan lupa juga membeli kaos oblong dengan gambar Sarangan sebagai
bukti telah berkunjung. Para ibu dapat membeli sayuran fresh di pasar
kecil sekitar Sarangan, semua sayur diambil dari perkebunan di lereng
gunung Lawu.
Di sekeliling telaga banyak sekali villa penginapan
ataupun hotel mulai dari kelas melati sampai berbintang. Tidak ada
salahnya menghabiskan malam di sana bersama yang sudah halal. Honeymoon
di Sarangan Lake, kenapa tidak? Berdua mengelilingi telaga di pagi hari,
melihat pemandangan bukit-bukit yang indah ditemani dinginnya kabut bisa
menjadi momen yang tertelupakan. Ingat Sarangan Lake To Remember.
Misteri Telaga Sarangan
Menurut penduduk sekitar, pulau yang ada di tengah telaga merupakan
tempat bersemanyamnya roh leluhur pencipta telaga Sarangan yaitu kyai
dan nyai Pasir atau disebut juga dengan kyai dan nyai Jalilung. Kegiatan
yang dilakukan di bulan ruwah pun dimaksudkan sebagai penghormatan
kepada leluhur sekaligus upacara bersih desa.
Legenda telaga Sarangan menceritakan sepasang suami istri yang bernama
kyai Pasir dan nyai Pasir. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi
hutan. Meskipun dindingnya hanya terbuat dari kayu dan atapnya dari
dedaunan namun rumah mungil ini sudah cukup nyaman bagi mereka berdua.
Kyai Pasir setiap harinya bekerja di ladang untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.
Suatu hari kyai Pasir bermaksud membabat hutan untuk membuka ladang
baru. Ketika ingin menebang salah satu pohon besar, tidak sengaja dia
melihat sebutir telur cukup besar berwarna putih tergeletak di bawah
pohon.
Segera kyai Pasir membawa pulang telur tersebut untuk dimasak dan
dimakan bersama sang istri. Sebenarnya muncul rasa penasaran "Ini telur
apa? Milik siapa?", namun rasa lapar membuat mereka tidak terlalu
memikirkannya hal itu. Nyai Pasir pun merebus telur lalu menyajikannya
kepada suami tercinta.
Telur besar yang sudah matang dibagi dua sama rata, dengan lahap mereka
menyatap telur yang ternyata rasanya enak tersebut. Usai makan kyai
Pasir bergegas kembali ke hutan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tapi di tengah jalan dia merasakan tubuhnya menjadi panas.
Tak kuasa menahan sakit yang makin menjadi-jadi, kyai Pasir
berguling-guling di tanah. Seluruh tubuhnya mengeluarkan sisik dengan
sungut di kepala, akhirnya kyai Pasir berubah menjadi naga yang sangat
mengerikan.
Di tempat lain ternyata nyai Pasir mengalami hal serupa, dia segera
berlari ke ladang untuk meminta tolong sang suami. Alangkah terkejutnya
dia saat mendapati kyai Pasir telah berwujud seekor naga jantan yang
berguling-guling kesana kemari.
Selang beberapa saat nyai Pasir pun berubah wujud menjadi naga, ternyata
telur raksasa yang mereka santap adalah telur naga. Tak lama kedua naga
yang merupakan jelmaan pasangan suami istri tersebut berguling-guling
makin liar menciptakan cekungan di tanah yang makin lama makin luas.
Dari dasar tanah muncul semburan air yang perlahan memenuhi cekungan
sehingga terbentuklah telaga yang sekarang disebut sebagai telaga Pasir.
Dari legenda telaga Sarangan tersebut kita bisa mengambil hikmah bahwa
"Jangan mengambil sesuatu yang belum jelas itu apa dan milik siapa!"
Ohya, pulau di tengah telaga diberi nama dengan pulau Putri. Dimanakan
demikian karena konon tempat tersebut dijadikan tempat bertapanya
Kusumaning Ayu Dewi Werdiningsih yang merupakan saudara dari nyai Pasir.
Dia bertapa sampai murco untuk menemukan nyai Pasir dan suaminya yang
menghilang tiba-tiba.
Itulah sedikit catatan tentang obyek wisata telaga Sarangan. Buat yang
ingin cerita tentang serunya berwisata di Sarangan, silahkan berbagi di
kolom komentar. Jangan lupa bantu Share Artikel ini agar makin banyak
teman kita yang merasakan keindahan Sarangan Lake To Remember. Matur Suwun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar